Bank Indonesia Komitmen Jaga Kestabilan Nilai Tukar Rupiah Pasca Kebijakan Tarif Impor AS

Rahmanudin Arif

0 Comment

Link

Voiceofnusantara.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dalam menanggapi kebijakan tarif impor terbaru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada awal April 2025. Kebijakan tersebut memberi dampak langsung terhadap perdagangan global, termasuk Indonesia.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan dalam keterangan resminya pada Sabtu (5/4) bahwa BI akan terus mengoptimalkan instrumen triple intervention guna memastikan kecukupan likuiditas valuta asing (valas) untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha serta menjaga keyakinan pelaku pasar.

Triple intervention yang dilakukan BI mencakup tiga langkah, yaitu intervensi di pasar valuta asing (valas) pada transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menstabilkan pasar dan menjaga kondisi ekonomi domestik di tengah dinamika pasar global.

“BI terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan domestik pasca pengumuman kebijakan tarif Trump yang baru pada 2 April 2025,” ujar Ramdan.

Dampak Kebijakan Tarif AS dan Retaliasi dari Tiongkok
Setelah pengumuman kebijakan tarif AS pada 2 April, yang diikuti dengan retaliasi tarif oleh Tiongkok pada 4 April 2025, pasar menunjukkan pergerakan yang dinamis. Pasar saham global mengalami pelemahan, sementara yield US Treasury turun ke level terendah sejak Oktober 2024. BI terus memantau kondisi ini dengan seksama untuk memastikan langkah-langkah yang tepat dapat diambil guna melindungi stabilitas ekonomi Indonesia.

Operasional Bank Indonesia Ditangguhkan pada Pekan Libur
Terkait dengan pengumuman tarif AS dan dampaknya terhadap pasar, BI juga menginformasikan bahwa kegiatan operasi moneter pada pekan ini ditangguhkan, mengingat masih dalam periode hari libur nasional dan cuti bersama Tahun Baru 2025 untuk merayakan Idul Fitri dan Hari Suci Nyepi. Kegiatan operasional BI akan kembali normal pada 8 April 2025.

Tarif AS dan Dampaknya Terhadap Indonesia
Pada 2 April 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan kenaikan tarif impor sebesar 10 persen untuk berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Indonesia tercatat berada di urutan ke delapan dari negara-negara yang terkena dampak tarif ini, dengan besaran tarif mencapai 32 persen. Selain Indonesia, negara-negara lain di Asia Tenggara seperti Malaysia, Kamboja, Vietnam, dan Thailand juga mengalami kenaikan tarif yang signifikan, yaitu antara 24 hingga 49 persen.

Trump mengungkapkan bahwa kebijakan tarif timbal balik tersebut bertujuan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja di dalam negeri dan mengurangi kerugian ekonomi yang dirasakan AS akibat praktik perdagangan yang dianggap tidak adil oleh pemerintahannya.

Kebijakan tarif ini diumumkan dalam acara “Make America Wealthy Again” yang digelar di Rose Garden, Gedung Putih, yang juga menjadi momentum pengumuman kebijakan ekonomi AS yang lebih luas. BI, melalui kebijakan triple intervention, berkomitmen untuk menjaga stabilitas rupiah dan memperkuat kepercayaan pasar dalam menghadapi gejolak ekonomi global ini.

Share:

Related Post

Leave a Comment