Berhitung Cermat PPN 12 Persen, Apa Saja yang Terdampak

Andri Adhyaksa

0 Comment

Link

VoN, JAKARTA – Pemerintah Indonesia resmi memberlakukan tarif baru Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen mulai Januari 2025. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya reformasi sistem perpajakan untuk mendongkrak penerimaan negara dan mendukung pembiayaan pembangunan. Peningkatan tarif PPN ini menjadi salah satu sorotan utama dalam kebijakan ekonomi Indonesia di tahun 2025.

Latar Belakang Penerapan Tarif PPN 12 Persen

Pemerintah Indonesia sebelumnya memberlakukan tarif PPN sebesar 10 persen yang sudah berlaku selama lebih dari dua dekade. Namun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan anggaran untuk membiayai program-program pembangunan dan mengurangi ketergantungan terhadap utang, pemerintah memutuskan untuk menaikkan tarif PPN menjadi 12 persen.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fiskal negara dan memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia. Dengan tambahan pendapatan dari sektor pajak, pemerintah berharap dapat mengurangi defisit anggaran dan mempercepat pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19.

Dampak terhadap Masyarakat dan Sektor Ekonomi

Kenaikan tarif PPN tentu akan berdampak langsung terhadap daya beli masyarakat. Berbagai barang dan jasa yang selama ini dikenakan PPN akan mengalami kenaikan harga. Beberapa sektor yang diperkirakan akan terdampak langsung antara lain barang-barang konsumsi, transportasi, dan layanan jasa.

Sektor Barang Konsumsi
Peningkatan tarif PPN dapat menyebabkan harga barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti sembako dan produk-produk lainnya, menjadi lebih mahal. Meskipun demikian, pemerintah memastikan bahwa barang kebutuhan pokok tertentu, seperti beras, minyak goreng, dan obat-obatan, akan tetap mendapatkan perlakuan khusus untuk menghindari dampak yang terlalu berat terhadap masyarakat berpenghasilan rendah.

Sektor Jasa
Sektor jasa, termasuk transportasi dan pendidikan, juga diperkirakan akan mengalami dampak signifikan. Harga tiket pesawat, hotel, hingga layanan kesehatan dan pendidikan akan terpengaruh oleh kenaikan tarif PPN ini. Hal ini bisa berdampak pada biaya hidup masyarakat, terutama di kota-kota besar.

Pengaruh terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Bagi UKM, perubahan tarif PPN ini akan menambah tantangan dalam menjalankan usaha. Meskipun pemerintah berjanji akan memberikan bantuan dan insentif untuk membantu UKM beradaptasi, namun banyak pelaku usaha yang khawatir akan dampak negatifnya terhadap margin keuntungan dan daya saing mereka.

Kebijakan Pendukung dan Insentif Pemerintah

Sebagai upaya untuk memitigasi dampak negatif dari kenaikan tarif PPN ini, pemerintah Indonesia juga menyiapkan sejumlah kebijakan pendukung. Beberapa langkah yang akan diambil antara lain:

Kebijakan untuk Barang Kebutuhan Pokok
Pemerintah juga akan mengatur agar barang-barang kebutuhan pokok tidak dikenakan tarif PPN, atau tetap dikenakan tarif yang lebih rendah, guna menjaga daya beli masyarakat miskin dan rentan.

Peningkatan Pengawasan dan Kepatuhan Pajak
Pemerintah berencana untuk meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran perpajakan untuk memastikan bahwa kebijakan PPN dapat diterapkan secara efektif dan tidak menambah beban masyarakat yang sudah membayar pajak dengan benar.

Insentif Pajak untuk UKM
Pemerintah akan memberikan berbagai insentif untuk sektor UKM, antara lain berupa fasilitas pembiayaan yang lebih mudah, pengurangan pajak untuk usaha kecil, dan pelatihan tentang cara efisien dalam pengelolaan pajak. (*)

Share:

Related Post

Leave a Comment