Cerita Dhini PS: Saat Bidan Berkostum Pembalap, dari Stetoskop Menuju Lintasan 201 Meter

Johan Subekti

0 Comment

Link

VoN, SEMARANG – Ada kisah menarik dari sisi sirkuit dalam ajang adu balap 201 meter bertajuk Dandron 31 AYC Cup Dragrace & Dragbike 2025 di Sirkuit Skadron 31/AYC Bandara Lama Ahmad Yani, Sabtu – Minggu (11-12/1/2025).

Dhini Puspita, seorang rider asal Bandung, menjadi perhatian di antara ratusan rider yang turun di arena adu balap tersebut. Nama Dhini yang akrab disapa Dhini PS sudah tidak asing lagi bagi para rider yang adu kecepatan 201 meter atau disebut dragbike.

Perempuan berusia 25 tahun ini memiliki kemampuan luar biasa di dunia dragbike, karena kemampuannya mengubah setiap motor yang ia kendarai menjadi mesin kemenangan.

“Saya mengenal dunia balap saat usia 15 tahun. Spesialis handle motor matic, seperti Honda Beat,” kata Dhini PS membuka cerita saat ditemui VoiceofNusantara di jeda balapan.

Baginya, dunia balap adalah pilihan hidup yang sangat dia cintai, selain keluarga. Di balapan, Dhini PS bisa mengenal beragam karakter orang dan berkeliling Indonesia.

“Awalnya, saya hanya ikut menemani teman yang sedang balapan. Tapi lama-lama saya penasaran dan mencoba sendiri,” ungkap Dhini.

Tahun 2015 menjadi titik balik ketika ia memutuskan untuk serius terjun ke dunia balap drag bike. Sebelumnya, rider cantik ini menekuni road race sebelum dragbike.

Tidak mudah bagi Dhini untuk meyakinkan keluarganya, terutama karena profesi balap dianggap tidak lazim untuk seorang perempuan, apalagi dengan latar belakang kebidanan.

Sebelum menapaki dunia balap, Dhini sebenarnya adalah seorang bidan. Ia menempuh pendidikan kebidanan di salah satu kampus kesehatan ternama di Bandung dan bekerja di sebuah puskesmas.

“Awalnya, saya hanya ikut menemani teman yang sedang balapan. Tapi lama-lama saya penasaran dan mencoba sendiri,” ungkap Dhini.

Namun, dengan tekad kuat, Dhini berhasil membuktikan bahwa ia bisa berprestasi. Debutnya di lintasan drag langsung mencuri perhatian.

Dengan teknik mengemudi yang presisi, keberanian, dan konsistensi, Dhini mulai menaklukkan berbagai kompetisi. Kini, ia menjadi salah satu rider wanita yang paling disegani, sering kali bertanding melawan pembalap pria dan keluar sebagai pemenang.

Selain berbakat di lintasan, Dhini juga memiliki keahlian dalam mengatur strategi balap dan memahami karakteristik motor. Ia sering terlibat langsung dalam tuning motor yang akan digunakannya. Tak heran, banyak tim balap yang kini ingin merekrutnya.

Namun, Dhini tidak melupakan akar profesinya sebagai bidan. Di sela-sela kesibukannya sebagai pembalap, ia masih melayani kesehatan bagi masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

“Bagi saya, menjadi bidan dan pembalap adalah dua hal yang sama-sama penting. Sebagai bidan, saya bisa membantu orang lain secara langsung. Sebagai pembalap, saya ingin membuktikan bahwa perempuan bisa bersaing di dunia yang didominasi pria,” tutup Dhini dengan senyum bangga. **

Share:

Related Post

Leave a Comment