Jokowi Tanggapi Lukisan Karya Yos Suprapto yang Batal Dipamerkan di Galeri Nasional

Andri Adhyaksa

0 Comment

Link

VoN, SOLO – Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), akhirnya buka suara terkait lukisan karya Yos Suprapto yang disebut mirip dengannya dan batal dipamerkan di Galeri Nasional. Lukisan tersebut dianggap vulgar dan berbau politik, sehingga menuai kontroversi.

Jokowi menegaskan ia tidak mempermasalahkan keberadaan lukisan tersebut. Menurutnya, itu adalah bentuk kreativitas seniman sekaligus wujud aspirasi politik yang seharusnya dihargai.

“Ya tadi siang baru dengar dari Mas Syarif (ajudan) soal itu. Menurut saya, itu kreativitas seniman yang harus kita hargai dan juga bentuk sebuah aspirasi politik yang dituangkan dalam lukisan,” ujar Jokowi di kediamannya setelah bertemu dengan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Jumat (27/12/2024) malam.

Jokowi menyebut Indonesia sebagai negara demokrasi seharusnya bisa menerima berbagai bentuk ekspresi, termasuk dalam seni. Ia mengaku tidak mengetahui alasan pasti di balik pembatalan pameran lukisan tersebut.

“Kalau dipamerkan ya tidak apa-apa. Katanya negara demokrasi, saya kira tidak ada masalah. Saya tidak tahu mana yang tidak boleh dipamerkan, tetapi saya kira itu bentuk kreativitas seniman yang harus kita hargai. Kalau ada kritik seperti yang saya dengar juga, itu bentuk aspirasi politik yang juga harus dihargai,” tegas Jokowi.

Jokowi mengungkapkan bahwa ia telah melihat lukisan yang dimaksud dan menganggapnya sebagai karya yang biasa saja. Ia menilai kontroversi seputar lukisan tersebut mungkin disebabkan oleh pertimbangan lain di luar aspek seni.

“Aspirasi politik harus dihargai. Saya sudah lihat lukisannya, hasilnya biasa-biasa saja. Mungkin ada pertimbangan lain (batal dipamerkan), saya tidak tahu,” tuturnya.

Pernyataan Jokowi ini menegaskan sikapnya terhadap kebebasan berekspresi, termasuk dalam seni rupa. Ia mendorong masyarakat untuk lebih menghargai karya seni, baik sebagai bentuk kreativitas maupun sebagai medium aspirasi.

Kontroversi ini diharapkan dapat menjadi pelajaran penting untuk memperkuat pemahaman akan nilai-nilai demokrasi dalam kebudayaan Indonesia. ***

Share:

Related Post

Leave a Comment