Kisah Filippo Inzaghi: Dijuluki Hantu di Kotak Penalti dan si Raja Offside

Johan Subekti

0 Comment

Link

VoN – Filippo “Pippo” Inzaghi adalah nama yang selalu diingat para pecinta sepak bola, terutama di Italia.

Lahir pada 9 Agustus 1973 di Piacenza, Inzaghi bukan sekadar seorang striker; ia adalah fenomena yang menjadi mimpi buruk para bek lawan.

Dijuluki “hantu di kotak penalti,” Inzaghi memiliki reputasi sebagai pemain yang selalu muncul di waktu dan tempat yang tepat untuk mencetak gol.

Tidak hanya dijuluki sebagai hantu, Pippo juga mendapatkan julukan Raja Offside yang membuatnya mudah mencetak gol.

Inzaghi bukanlah pemain yang dikenal karena keterampilan dribbling atau tendangan jarak jauhnya. Namun, ia memiliki satu keunggulan yang membuatnya unik: insting gol yang luar biasa.

Bagi Inzaghi, mencetak gol adalah seni membaca permainan. Ia mampu memanfaatkan ruang sekecil apa pun di dalam kotak penalti dan mengubahnya menjadi peluang emas.

Banyak gol yang dicetaknya tampak sederhana—tap-in, sundulan, atau tendangan cepat dari jarak dekat—tetapi kehadirannya selalu mematikan. Sebagai “hantu,” Inzaghi sering kali tak terlihat oleh bek lawan hingga tiba-tiba bola sudah berada di dalam gawang.

Perjalanan Karier Inzaghi

Perjalanan karier Inzaghi dimulai di Piacenza, kota kelahirannya. Namun, namanya mulai mencuri perhatian saat bermain untuk Atalanta, Juventus, dan terutama AC Milan. Di Juventus, ia menjadi salah satu striker top Serie A, tetapi masa keemasannya benar-benar tercipta bersama Rossoneri.

Bersama AC Milan, Inzaghi mencapai puncak kejayaan dengan memenangkan banyak gelar, termasuk dua gelar Liga Champions (2003, 2007), dua gelar Serie A, dan Piala Dunia Antarklub FIFA 2007.

Final Liga Champions 2007 adalah salah satu momen ikonik dalam karier Inzaghi. Ia mencetak dua gol yang memastikan kemenangan 2-1 AC Milan atas Liverpool, membalaskan kekalahan pahit mereka pada 2005.

Filippo Inzaghi, yang juga dikenal dengan julukan “Superpippo” atau “Alta tensione”, bermain sebagai penyerang.

Selama bermain di AC Milan, Inzaghi mencetak 73 gol dalam 202 pertandingan di Serie A, dan 29 gol di Liga Champions. Inzaghi memutuskan untuk gantung sepatu pada akhir musim 2011-2012.

Tim Nasional Italia

Di level internasional, Inzaghi juga menjadi bagian dari skuat Italia yang memenangkan Piala Dunia 2006. Meski tidak selalu menjadi pilihan utama, ia tetap memberikan kontribusi penting.

Gol-golnya dalam turnamen internasional, termasuk di Piala Eropa, menegaskan perannya sebagai salah satu striker Italia yang paling efektif.

Gaya Bermain yang Tak Terlupakan

Inzaghi sering kali menjadi bahan candaan karena gol-golnya yang tampak “mudah.” Namun, legenda besar Sir Alex Ferguson pernah berkata, “Inzaghi dilahirkan dalam posisi offside.”

Pernyataan ini menyoroti betapa sulitnya bagi para bek untuk menjaga pergerakannya, yang selalu berada di batas antara offside dan peluang mencetak gol.

Kemampuan Inzaghi untuk membaca situasi dan bereaksi lebih cepat dibandingkan lawannya adalah senjata utamanya. Ia adalah pemain yang memanfaatkan kesalahan sekecil apa pun dari pertahanan lawan.

Kiper legendaris Timnas Jerman dan Bayern Munich, Oliver Kahn, pernah mengaku ketakutan setengah mati saat berhadapan dengan Filippo Inzaghi.

“Saya bermain melawan Ronaldo, yang kecepatan, atletis, dan kemampuannya mencetak gol dalam situasi apa pun membuatnya brilian,” kata Oliver Kahn kepada UEFA.

“Saya juga bermain melawan Thierry Henry, striker yang luar biasa. Cerdas, elegan, dan sangat-sangat bagus di depan gawang. Tapi striker yang paling tidak ingin saya mainkan adalah Inzaghi,” tegasnya tanpa ragu.

Dari enam kali pertemuan keduanya, Filippo Inzaghi berhasil membobol gawang Oliver Kahn sebanyak empat kali.

Menurut Oliver Kahn, Inzaghi seperti hantu karena tidak terlihat. Tiba-tiba nama Inzaghi sudah tertera sebagai pencetak gol tanpa tahu kapan ia melakukannya.

“Dia adalah seseorang yang hampir tidak terlihat. Anda bahkan tidak yakin apakah dia bermain, tapi di akhir pertandingan papan skor menunjukkan 1-0 atau 2-0 untuk mengalahkan Inzaghi,” jelas mantan kiper Bayern Munich.

Warisan Seorang Legenda

Filippo Inzaghi telah pensiun dari sepak bola profesional, tetapi pengaruhnya tetap terasa. Sebagai pelatih, ia membawa semangat dan kecerdasannya dalam mencetak gol ke dalam strategi tim yang diasuhnya.

Meskipun generasi baru striker Italia terus bermunculan, sosok “hantu di kotak penalti” ini tetap menjadi inspirasi bagi mereka yang bercita-cita menjadi predator gol.

Dengan lebih dari 300 gol dalam karier profesionalnya, Filippo Inzaghi telah mengukir namanya dalam sejarah sepak bola. Ia adalah contoh sempurna dari seorang pemain yang mengandalkan kecerdasan, insting, dan dedikasi untuk mencapai kesuksesan.

Dan bagi siapa pun yang pernah melihatnya bermain, Inzaghi akan selalu dikenang sebagai mimpi buruk di kotak penalti.

Biodata Filippo Inzaghi

Tanggal lahir            9 Agustus 1973 (umur 51)

Tempat lahir            Piacenza, Italia

Tinggi 181 cm (5 ft 11+1⁄2 in)

Posisi bermain        Striker

Instagram: pippoinzaghi

Karier Tim Senior:

Tahun Tim     Tampil           (Gol)

1991–1995  Piacenza       300     (150)

1992–1993  → Leffe (pinjaman)           21       (20)

1993–1994  → Verona (pinjaman)       36       (15)

1995–1996  Parma            15       (7)

1996–1997  Atalanta        33       (34)

1997–2001  Juventus       122     (68)

2001–2012  AC Milan       202     (73)

Tim nasional

1993–1996  Italia U-21    14       (3)

1997–2007  Italia               57       (25)

Kepelatihan

2012–2013  Milan (akademi)

2013–2014  Milan (Primavera)

2014–2015  Milan (Tim Utama)

2016–2018  Venezia

2018–2019  Bologna

2019–2021  Benevento

2021–2022  Brescia

2022–2023  Reggina

2023-2024   Salernitana

2024-             Pisa

Share:

Related Post

Leave a Comment