Kolaborasi BPOM dan Bio Farma: Mempercepat Evaluasi Produk Inovatif dan Pengembangan Vaksin

Johan Subekti

0 Comment

Link

VoN, BANDUNG – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar melakukan kunjungan kerja ke PT Bio Farma (Persero) di Bandung pada Rabu (15/1/2024).

Kunjungan ini bertujuan untuk memantau langsung proses bisnis, teknologi, dan fasilitas produksi yang dimiliki oleh Bio Farma, guna memastikan bahwa produk obat dan makanan yang dihasilkan aman, berkhasiat, dan bermutu.

“Kami datang untuk melihat langsung fasilitas produksi dan teknologi yang digunakan oleh Bio Farma. Ini terkait erat dengan tugas BPOM dalam memastikan kualitas produk obat dan makanan yang beredar di masyarakat,” ujar Taruna Ikrar kepada media setelah melakukan tinjauan.

Kunjungan Kepala BPOM ini juga dihadiri oleh Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM serta jajaran lainnya.

Mereka diterima langsung Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya, Direktur Produksi dan Supply Iin Susanti, serta Direktur Medis dan Hubungan Kelembagaan Sri Harsi Teteki.

Setelah tiba, Taruna Ikrar dan rombongan langsung diajak meninjau salah satu fasilitas produksi Bio Farma yang telah beroperasi selama lebih dari 134 tahun.

Dalam sambutannya, Shadiq Akasya mengungkapkan bahwa Bio Farma terus berkomitmen untuk melakukan perbaikan dan inovasi, dengan mendukung riset dan pengembangan melalui 8 fasilitas yang tersebar di Bandung.

Selain itu, Bio Farma memiliki 9 fasilitas utama dan 3 fasilitas pendukung untuk mendukung produksi vaksin. Setiap tahunnya, Bio Farma mampu menghasilkan 3,1 miliar dosis vaksin dan merupakan salah satu dari lima besar produsen vaksin yang memasok kebutuhan vaksin global, termasuk untuk UNICEF.

Shadiq Akasya juga menyampaikan bahwa saat ini Bio Farma tengah fokus pada pengembangan vaksin dengan 8 proyek prioritas untuk mendukung ketahanan kesehatan nasional dan global.

Ia berharap kolaborasi antara BPOM dan Bio Farma dapat terus terjalin untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan dan memperkuat posisi Indonesia sebagai penyedia vaksin global.

Menanggapi sambutan tersebut, Kepala BPOM Taruna Ikrar menegaskan bahwa salah satu tugas BPOM adalah menjamin keamanan, efikasi, dan kualitas obat dan makanan, termasuk vaksin yang diproduksi oleh Bio Farma.

Dalam kunjungan ini, BPOM ingin memastikan bahwa seluruh proses, mulai dari riset, produksi, hingga distribusi, berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

“Kunjungan ini penting untuk memastikan BPOM dapat berperan dalam pengawalan seluruh proses produksi dan distribusi produk Bio Farma, serta mendukung pengembangan teknologi dan inovasi di bidang obat,” ujar Taruna Ikrar.

Selain itu, Kepala BPOM juga menyampaikan bahwa dalam 4 bulan terakhir, BPOM telah berhasil mempercepat proses evaluasi terhadap produk inovasi baru. Produk yang sebelumnya memakan waktu hingga 300 hari kerja kini dapat dievaluasi dalam waktu 90 hari kerja.

Taruna Ikrar juga menambahkan bahwa BPOM tengah berupaya meningkatkan status maturitas ke level 4 dan memperoleh status World Health Organization (WHO) List Authority (WLA), yang diharapkan dapat membuka peluang produk vaksin Indonesia untuk menembus pasar global tanpa perlu melalui tahapan evaluasi tambahan. Proses ini membutuhkan kolaborasi erat antara BPOM dan stakeholder terkait, termasuk Bio Farma.

Usai kunjungan, Taruna Ikrar merasa optimistis bahwa kerja sama antara BPOM dan Bio Farma akan memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, serta menjawab kebutuhan global akan produk biologi yang aman, berkhasiat, dan bermutu.

Sinergi ini juga akan mendukung Bio Farma dalam memperluas jangkauan distribusi vaksinnya ke pasar internasional, memberikan kontribusi lebih besar bagi kesehatan dunia. (*)

Share:

Related Post

Leave a Comment