Mengenal Lasem: Little China yang Mempertahankan Warisan Budaya Tionghoa

Johan Subekti

0 Comment

Link

Voiceofnusantara.com, REMBANG – Lasem, sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, sering disebut sebagai “Little China” atau Tiongkok Kecil.

Julukan ini tak lepas dari sejarah panjang dan warisan budaya Tionghoa yang masih terlihat jelas hingga saat ini. Terletak di pesisir utara Jawa, Lasem memiliki banyak jejak sejarah yang mencerminkan pengaruh besar dari kedatangan warga Tionghoa ke Indonesia sejak abad ke-14.

Menurut catatan dalam buku Arsitektur Tradisional Tionghoa dan Perkembangan Kota karya Prawito, pada abad ke-14, kawasan pesisir utara Jawa, termasuk Lasem, menjadi salah satu pelabuhan dagang yang ramai, khususnya bagi kapal-kapal dagang dari China.

Kehadiran pedagang-pedagang Tionghoa ini kemudian menjadi dasar terbentuknya komunitas Tionghoa di daerah tersebut.

Komunitas Tionghoa di Lasem tidak hanya terbentuk melalui hubungan dagang, tetapi juga melalui pernikahan antara pedagang Tionghoa dan wanita lokal.

Seiring waktu, kawasan ini berkembang menjadi sebuah pemukiman Pecinan yang kaya akan budaya Tionghoa. Hal ini mencerminkan keharmonisan antara budaya lokal Jawa dengan budaya Tionghoa yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.

Namun, sejarah Lasem tidak hanya mencatatkan peristiwa kedatangan pedagang Tionghoa. Pada 1740, terjadi peristiwa Geger Pecinan di Batavia yang mengakibatkan pembantaian terhadap etnis Tionghoa, menewaskan sekitar 10.000 orang.

Akibat peristiwa tersebut, banyak warga Tionghoa yang melarikan diri dan mencari perlindungan di luar Batavia, termasuk ke Lasem. Sejak saat itu, pemukiman Pecinan di Lasem berkembang pesat, menjadi lebih besar dan lebih terorganisir.

Pada masa kolonial Belanda, Lasem juga menjadi daerah yang mendapatkan perhatian khusus. Pemukiman warga Tionghoa semakin terkonsentrasi dan diawasi dengan ketat oleh pemerintah kolonial.

Seiring dengan itu, sejumlah bangunan-bangunan khas budaya Tionghoa mulai berkembang, termasuk kelenteng-kelenteng yang hingga kini menjadi saksi bisu sejarah dan budaya Tionghoa di Lasem.

Salah satu kelenteng yang terkenal adalah Kelenteng Cu An Kiong di Desa Soditan, yang menjadi pusat kehidupan keagamaan dan budaya bagi masyarakat Tionghoa di daerah ini.

Selain itu, bangunan-bangunan tua dengan arsitektur khas Tionghoa yang tersebar di Lasem, seperti rumah-rumah penduduk dan toko-toko tua, semakin menambah keunikan dan daya tarik Lasem sebagai “Little China.”

Hingga saat ini, Lasem masih menjadi kawasan yang hidup dengan warisan budaya Tionghoa yang kental. Tidak hanya dikenal sebagai tujuan wisata sejarah dan budaya, Lasem juga menjadi tempat yang menyimpan banyak cerita tentang keharmonisan antar budaya.

Tradisi dan kebudayaan Tionghoa yang telah melekat di Lasem menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah panjang Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan jalur perdagangan dan interaksi antar suku bangsa.

Dengan segala kekayaan sejarah dan budaya tersebut, Lasem kini menjadi saksi betapa beragamnya Indonesia dan bagaimana setiap daerah memiliki peran penting dalam membentuk identitas bangsa. (*)

Share:

Related Post

Leave a Comment