Voiceofnusantara.com, Jakarta – Menteri BUMN, Erick Thohir, mengungkapkan harapannya terhadap Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas investasi di Indonesia. Erick menjelaskan bahwa transformasi dan transparansi yang dilakukan harus terus didorong agar antara investasi dan operasional dapat berjalan lebih efektif. Kehadiran Danantara diharapkan mampu memperbaiki kualitas investasi yang ada.
Dalam keterangannya di Jakarta pada hari Minggu, Erick juga menyoroti pentingnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Erick menambahkan bahwa dengan adanya UU baru ini, akan terbentuk komite investasi yang dapat mengawasi setiap usulan investasi besar. Langkah ini dinilai sebagai kemajuan yang signifikan, karena komite ini akan bertanggung jawab dalam pengelolaan investasi dan pengembangan BUMN.
Selain itu, Erick menegaskan bahwa Kementerian BUMN tetap berperan dalam mengawasi operasional BUMN. Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2025, Kementerian BUMN memiliki fungsi untuk mengawasi dan menindaklanjuti kasus korupsi, menyetujui rencana kerja, serta memastikan adanya keseimbangan antara dividen dan suntikan modal. Pengawasan ini juga mencakup sektor-sektor penting seperti pelayanan publik dan proyek strategis nasional.
Terkait dengan peralihan saham BUMN ke Danantara, Erick menjelaskan bahwa proses tersebut masih berlangsung. Dia mengungkapkan bahwa ada rencana untuk mendorong peraturan pemerintah (PP) mengenai Inbreng dan menjelaskan bahwa transformasi total BUMN tidak hanya akan melibatkan sebagian, tetapi seluruh aset BUMN akan dikelola di bawah satu payung besar, yaitu Danantara.
Erick juga mengungkapkan pencapaian positif dalam transformasi BUMN selama lima tahun terakhir, yang berhasil mencatatkan profit mencapai Rp310 triliun. Dia menambahkan bahwa rencana untuk menyatukan seluruh aset BUMN di bawah Danantara akan membawa dampak besar, dengan total aset diperkirakan mencapai sekitar 900 miliar dolar AS, yang prosesnya akan dilakukan secara bertahap.
“Hubungan saya dengan Group CEO Danantara, Pak Rosan Roeslani, sangat baik. Kami percaya bahwa ini adalah langkah positif dengan visi yang sejalan dengan tujuan Presiden,” kata Erick menutup pernyataannya.
Leave a Comment