Voiceofnusantara.com, SEMARANG – Di tengah kekhawatiran yang melanda masyarakat akibat informasi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram, PT Pertamina Patra Niaga memastikan bahwa pasokan elpiji 3 Kg di seluruh wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tetap dalam kondisi aman dan terkendali.
Isu kelangkaan yang beredar sering kali memicu panic buying atau pembelian berlebihan, yang justru dapat memperburuk situasi pasokan dan menyebabkan gangguan distribusi.
Untuk itu, Pertamina bersama dengan pemerintah daerah melakukan serangkaian langkah proaktif guna memastikan distribusi elpiji berjalan dengan lancar, tanpa adanya kekurangan.
Taufiq Kurniawan, Area Manager Communication, Relations, and CSR PT Pertamina Patra Niaga, menjelaskan bahwa pihaknya secara rutin melakukan pengecekan di berbagai titik distribusi elpiji 3 Kg, termasuk pangkalan elpiji, Suplai Poin Penyediaan dan Pengisian Elpiji (SPPE), serta langsung melakukan kunjungan ke konsumen dan pelaku usaha mikro yang menggunakan elpiji 3 Kg.
“Pasokan elpiji 3 Kg di Jateng dan DIY, termasuk Kota Solo, dipastikan aman. Tidak ada alasan untuk khawatir, karena kami terus memantau distribusi dan memastikan pasokan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ungkap Taufiq.
Pengecekan yang dilakukan mencakup beberapa wilayah seperti Kota Semarang, Grobogan, dan Kota Solo, di mana distribusi elpiji 3 Kg secara rutin dipantau agar tetap tepat sasaran dan tidak terjadi penumpukan pasokan yang tidak diinginkan.
Panic Buying Memperburuk Situasi
Namun, meskipun pasokan cukup, Taufiq mengungkapkan bahwa perilaku panic buying telah menjadi salah satu faktor penyebab kelangkaan di beberapa titik distribusi.
Masyarakat yang membeli lebih banyak LPG 3 Kg dari yang mereka butuhkan, karena takut kehabisan, justru menyebabkan gangguan di pasokan dan memengaruhi konsumen lain yang benar-benar membutuhkan gas untuk usaha atau kebutuhan rumah tangga mereka.
“Kami berharap masyarakat bisa lebih bijak dalam membeli. Membeli elpiji 3 Kg secara berlebihan hanya akan mengganggu distribusi dan memperburuk situasi,” tambah Taufiq.
Untuk menanggulangi hal ini, Pertamina bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam mengeluarkan kebijakan yang lebih tegas untuk memastikan distribusi elpiji 3 Kg tepat sasaran.
Salah satu kebijakan yang diterapkan adalah larangan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menggunakan elpiji 3 Kg. Kebijakan ini bertujuan agar produk subsidi ini hanya digunakan oleh kalangan yang benar-benar membutuhkan, seperti masyarakat berpenghasilan rendah dan pelaku usaha mikro.
“Produk subsidi seperti elpiji 3 Kg ditujukan untuk mereka yang membutuhkan. Kami ingin memastikan distribusinya sesuai dengan tujuan, agar yang berhak menerima tidak terganggu oleh pembelian berlebihan,” ujar Taufiq.
Dengan adanya jaminan pasokan yang cukup, Pertamina menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menghindari pembelian elpiji 3 Kg secara berlebihan.
“Kami pastikan pasokan elpiji 3 Kg akan terus tersedia sesuai dengan permintaan. Jangan terpengaruh isu yang tidak jelas, beli sesuai dengan kebutuhan dan gunakan dengan bijak,” tegas Taufiq.
Sebagai langkah antisipasi, Pertamina terus memantau distribusi dan melakukan upaya preventif untuk mengurangi risiko kelangkaan. Dengan pengelolaan yang tepat, diharapkan seluruh konsumen yang berhak akan tetap menerima pasokan elpiji subsidi tanpa ada gangguan.
Dengan kebijakan yang sudah diterapkan dan upaya pemantauan intensif, Pertamina berkomitmen untuk menjaga kestabilan pasokan elpiji 3 Kg di Jateng dan DIY, serta memastikan bahwa distribusi tetap adil dan tepat sasaran. (*)
Leave a Comment