Profil Irwan Prasetiyo, Influencer TikTok Dukung Kenaikan PPN 12 Persen

Miftah Yulianto

0 Comment

Link

VoN, JAKARTA – Irwan Prasetiyo, kreator konten dan profesional global, tengah menjadi sorotan netizen setelah menyuarakan dukungannya terhadap rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.

Pernyataan kontroversial tersebut pertama kali ia ungkapkan melalui akun TikTok-nya, @irwanprasetiyo, yang kemudian memicu perdebatan panas di media sosial.

Dalam salah satu video TikTok-nya, Irwan mengungkapkan ia mendukung kenaikan PPN sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan negara.

Ia berargumen bahwa dengan pajak yang lebih tinggi, pemerintah dapat memperbaiki infrastruktur dan menyediakan fasilitas publik yang lebih baik.

Selain itu, menurutnya, pengalamannya membayar pajak di negara maju seperti Jerman (40 persen) dan Amerika Serikat (lebih dari 30 persen) membuatnya percaya bahwa kenaikan pajak adalah langkah yang wajar demi kemajuan negara.

Namun, pernyataannya ini menuai reaksi keras dari sebagian netizen. Mereka menilai pandangan Irwan tidak sensitif terhadap kondisi ekonomi di Indonesia, yang masih diliputi oleh ketimpangan dan tingkat kemiskinan yang tinggi.

Banyak yang merasa kenaikan PPN justru akan memberatkan rakyat kecil yang sudah hidup dengan penghasilan yang pas-pasan.

Karier dan Latar Belakang Pendidikan

Selain menjadi kreator konten, Irwan Prasetiyo memiliki latar belakang pendidikan dan karier yang mengesankan.

Lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, Irwan sejak muda menunjukkan ketertarikannya di bidang teknologi dan manajemen. Ia meraih gelar sarjana di bidang komputer dari Universitas Kristen Petra, Surabaya, pada 2012.

Selanjutnya, Irwan melanjutkan pendidikan di Hochschule Furtwangen University, Jerman, pada 2013, di mana ia memperdalam ilmu keuangan dan manajemen. Pada 2016, ia juga mengikuti program pertukaran internasional di Xiamen University, China.

Irwan memulai karier profesionalnya dengan magang hingga akhirnya meniti karier di Adidas, di mana ia menduduki berbagai posisi strategis, seperti Specialist Group Functions Finance, Business Analyst, dan Senior Manager Group Functions Controlling hingga 2022.

Kariernya yang sukses di perusahaan global ini menunjukkan Irwan bukan hanya seorang kreator konten, tetapi juga seorang profesional yang kompeten di dunia bisnis internasional.

Di luar dunia bisnis, Irwan aktif sebagai kreator konten di platform-platform seperti TikTok, YouTube, dan Instagram.

Melalui konten-kontennya, ia sering berbagi pengalaman hidup dan bekerja di luar negeri, serta memberikan tips karier dan pandangan ekonomi. Banyak pengikutnya yang menganggap Irwan sebagai sumber inspirasi berkat cerita-cerita motivasional dan nasihat karier yang ia bagikan.

Namun, meskipun banyak yang mendukung konten-kontennya yang positif, pandangannya yang mendukung kenaikan PPN memicu pro dan kontra.

Kritikan terutama datang dari mereka yang merasa bahwa Irwan tidak sepenuhnya memahami kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang masih harus berjuang dengan biaya hidup yang tinggi.

Kontroversi ini semakin memanas ketika Irwan memuat klip lawas dari mantan Menteri Perdagangan, Tom Lembong, yang sedang membahas pajak.

Video ini justru menambah sorotan terhadap Irwan, yang dianggap mempergunakan tokoh publik untuk mendukung pandangannya.

Banyak netizen merasa meskipun Irwan memiliki pengalaman bekerja di luar negeri, hal tersebut tidak serta merta menjadikannya memiliki pemahaman yang sama tentang situasi ekonomi Indonesia.

Mereka menilai kebijakan kenaikan PPN lebih banyak menguntungkan pemerintah dan tidak memperhatikan dampaknya terhadap rakyat kecil.

Pernyataan Irwan Prasetiyo tentang dukungannya terhadap kenaikan PPN mencerminkan pandangan pribadi yang berasal dari pengalamannya hidup di negara maju.

Namun, di tengah ketimpangan sosial dan ekonomi yang masih ada di Indonesia, pandangannya tersebut tidak diterima dengan baik oleh banyak pihak.

Kontroversi ini menunjukkan betapa sensitifnya isu pajak terhadap kehidupan rakyat Indonesia, terutama dalam konteks kesenjangan ekonomi yang terus melebar.**

Share:

Related Post

Leave a Comment