Rupiah Terus Melemah Tembus Rp16 Ribu per Dolar AS, Ini Respons Airlangga Hartarto

Miftah Yulianto

0 Comment

Link

VoN, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto angkat bicara terkait nilai tukar rupiah yang menembus angka Rp16 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).

Menanggapi kondisi ini, Airlangga menilai bahwa fluktuasi nilai tukar tidak dapat dilihat hanya dari pergerakan dalam satu hari.

“Itu kita enggak bisa lihat sehari. Kayak stock market, enggak bisa dilihat sehari. Nanti kita lihat,” ujar Airlangga kepada wartawan di Jakarta, Selasa (17/12).

Nilai tukar rupiah telah mengalami pelemahan signifikan dalam beberapa hari terakhir. Pada perdagangan pasar spot Selasa pagi (17/12), rupiah dibuka di posisi Rp16.028 per dolar AS.

Angka ini menandakan tekanan yang cukup besar terhadap mata uang domestik akibat berbagai faktor, baik global maupun domestik.

Analis pasar keuangan menyebutkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh penguatan dolar AS di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Selain itu, dinamika ekonomi domestik, seperti defisit transaksi berjalan dan kebutuhan impor yang tinggi, turut memberikan tekanan terhadap nilai tukar.

Ekonom juga mencatat dampak dari kebijakan moneter di negara maju, khususnya Amerika Serikat. Kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) membuat dolar AS semakin menarik bagi investor, sehingga menekan mata uang negara berkembang seperti rupiah.

Meski nilai tukar melemah, pemerintah mengimbau agar masyarakat dan pelaku pasar tidak panik. Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pemerintah bersama Bank Indonesia terus memonitor situasi ini dan siap mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi.

“Stabilitas ekonomi tetap menjadi prioritas pemerintah. Kami akan bekerja sama dengan otoritas terkait untuk memastikan dampak dari pelemahan nilai tukar ini dapat diminimalkan,” tegas Airlangga.

Para pelaku ekonomi berharap pemerintah dan Bank Indonesia dapat segera mengambil kebijakan yang efektif untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Upaya seperti intervensi pasar, penguatan cadangan devisa, dan koordinasi kebijakan fiskal dan moneter menjadi kunci dalam mengatasi tekanan terhadap mata uang domestik.

Sementara itu, kondisi ini menjadi perhatian serius berbagai pihak, mengingat dampaknya terhadap inflasi, biaya impor, dan daya beli masyarakat. Publik menunggu langkah konkret pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan global yang terus berkembang.**

Share:

Related Post

Leave a Comment