Voiceofnusantara.com, JAKARTA – Bir pletok, minuman khas Betawi yang sarat dengan rempah-rempah, telah berhasil bertahan sebagai bagian penting dari warisan kuliner Indonesia meski perkembangan zaman terus bergerak maju.
Meskipun namanya mengandung kata “bir”, minuman ini tidak mengandung alkohol, melainkan dikenal karena rasa khas dan manfaat kesehatan yang ditawarkan.
Bir pletok tidak hanya menjadi simbol kehangatan, tetapi juga memiliki sejarah panjang dan nilai kesehatan yang tetap relevan hingga kini. Bukan sekadar minuman, bir pletok memiliki kisah yang mengakar kuat dalam budaya masyarakat Betawi.
Sejarah Bir Pletok
Asal-usul bir pletok berakar pada masa kolonial Belanda, ketika masyarakat Betawi menciptakan alternatif bir yang tidak mengandung alkohol.
Mengingat mayoritas masyarakat Betawi pada saat itu beragama Islam dan tidak mengonsumsi alkohol, mereka berinovasi dengan mencampurkan berbagai rempah untuk menghasilkan minuman yang memberikan sensasi serupa—yakni menghangatkan tubuh, namun tetap halal untuk dikonsumsi.
Proses pembuatan bir pletok yang unik juga memiliki sejarahnya sendiri. Dalam tradisi pembuatan, campuran rempah-rempah dimasukkan ke dalam wadah bambu dan dikocok hingga berbusa. Busa yang muncul ini dipercaya menjadi asal mula nama “pletok”, yang menggambarkan suara desisan atau “pletok” yang muncul saat proses tersebut.
Bahan-Bahan dan Manfaat Kesehatan Bir Pletok
Bir pletok terbuat dari campuran rempah-rempah alami seperti jahe, serai, kayu manis, kapulaga, daun pandan, dan kayu secang. Rempah-rempah ini memberikan warna merah alami yang khas pada minuman tersebut.
Kayu secang, salah satu bahan utama, mengandung senyawa antioksidan yang baik untuk tubuh, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh, memperlancar peredaran darah, serta memberikan manfaat lainnya.
Selain itu, bir pletok juga dikenal dapat meredakan masuk angin dan mengurangi rasa lelah, membuatnya sangat cocok dikonsumsi terutama saat cuaca dingin atau setelah aktivitas berat. Kandungan rempah-rempah tersebut menjadikannya bukan hanya minuman yang nikmat, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Adaptasi di Era Modern
Bir pletok kini semakin beradaptasi dengan perubahan zaman. Tidak hanya disajikan dalam bentuk minuman hangat tradisional, tetapi kini juga tersedia dalam bentuk lebih praktis seperti bubuk instan atau cairan siap minum. Hal ini memudahkan masyarakat urban yang memiliki mobilitas tinggi untuk menikmati minuman khas Betawi ini tanpa harus repot.
Seiring dengan kemajuan teknologi, beberapa produsen bir pletok juga menjual produk mereka secara daring, menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk wisatawan yang ingin membawa pulang oleh-oleh khas Jakarta. Kehadiran bir pletok dalam berbagai kemasan modern ini menunjukkan bahwa minuman tradisional ini masih bisa bersaing dengan minuman modern lainnya.
Dinas Kebudayaan DKI Jakarta turut berperan dalam pelestarian bir pletok melalui berbagai festival kuliner dan promosi wisata yang mengenalkan minuman khas ini kepada lebih banyak orang.
Selain itu, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga turut menjaga eksistensi bir pletok dengan berbagai inovasi yang tetap mempertahankan rasa asli dari minuman ini.
Sebagai bagian dari warisan budaya, bir pletok kini semakin dikenal luas, tidak hanya sebagai minuman khas Jakarta, tetapi juga sebagai simbol dari kekayaan kuliner tradisional Indonesia yang patut dilestarikan.
Bertahan di Tengah Gempuran Minuman Modern
Di tengah tren minuman modern seperti kopi kekinian, bir pletok tetap mempertahankan tempatnya di hati masyarakat. Keberhasilannya bertahan hingga saat ini menunjukkan bahwa tradisi kuliner yang kaya akan sejarah dan manfaat kesehatan ini mampu bersaing dengan minuman zaman sekarang, asal terus dijaga dan dikembangkan dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Bir pletok bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga sebuah cerita budaya yang tetap relevan hingga kini. Seiring dengan upaya pelestarian dan inovasi, bir pletok terus menjadi bagian penting dari warisan kuliner Indonesia yang tak lekang oleh waktu.(*)
Leave a Comment