VoN, New York – Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap perjuangan rakyat Palestina dengan menyampaikan rancangan resolusi berjudul “Demand for Ceasefire in Gaza” dalam Sidang Darurat Majelis Umum PBB pada 11 Desember 2024.
Dalam pernyataannya, Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, menegaskan, “Hanya melalui gencatan senjata kita dapat melindungi jutaan warga sipil di Gaza, mengurangi penderitaan mereka dan memulai langkah menuju keadilan serta perdamaian.”
Selama 14 bulan terakhir, serangan militer dan blokade Israel terus berlangsung tanpa henti. Lebih dari 150.000 warga Palestina menjadi korban, dengan 70% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Sekitar 1,9 juta orang di Gaza terpaksa mengungsi dalam kondisi tidak layak, tanpa akses terhadap kebutuhan hidup dasar. Wamenlu Arrmanatha Nasir menggambarkan situasi di Gaza sebagai “sangat mengerikan dan seperti kiamat.”
Indonesia mengajak dunia untuk tidak berdiam diri melihat penderitaan ini. Wamenlu menekankan pentingnya masyarakat internasional bertindak untuk mencegah lebih banyak nyawa hilang dan kerusakan lebih besar. Dalam hal ini, resolusi yang diajukan Indonesia menyerukan gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen.
Indonesia juga mengingatkan bahwa di akhir 2023, Majelis Umum PBB telah mengesahkan resolusi serupa dengan dukungan 153 negara, namun seruan tersebut belum diimplementasikan.
“Berapa banyak nyawa yang bisa diselamatkan jika seruan ini diikuti; jika Israel menghormati hukum internasional dan mendengarkan suara hati nurani masyarakat internasional,” ujar Wamenlu.
Selain itu, Sidang Darurat juga membahas resolusi dari Irlandia yang mendukung penguatan dan keberlanjutan operasi UN Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA).
Langkah ini semakin mendesak setelah Parlemen Israel mengesahkan undang-undang yang membatasi operasional UNRWA. Jika diterapkan, jutaan pengungsi Palestina akan kehilangan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan bantuan kemanusiaan.
Sidang Darurat ini diselenggarakan setelah Amerika Serikat menggunakan hak veto terhadap rancangan resolusi yang menuntut gencatan senjata di Dewan Keamanan PBB pada 20 November 2024.
Dua resolusi berhasil disahkan dalam Sidang Darurat ini, dengan resolusi terkait gencatan senjata di Gaza mendapatkan 158 suara dukungan, dan resolusi untuk UNRWA didukung oleh 159 negara. Dukungan ini mencerminkan kesadaran global akan pentingnya menghentikan penderitaan rakyat Palestina.
Presiden RI Prabowo Subianto juga telah menegaskan Indonesia siap mendukung upaya gencatan senjata di Gaza dan berkomitmen untuk mengambil peran lebih aktif jika diperlukan. Terkait dengan UNRWA, Indonesia menunjukkan komitmen nyata melalui kontribusi keuangan yang meningkat hingga 600% sejak 2023, sebagai bukti dukungan kuat terhadap pengungsi Palestina.
Dukungan penuh Indonesia terhadap kedua resolusi ini menggambarkan komitmen nyata pemerintah Indonesia untuk memperjuangkan keadilan dan perdamaian bagi rakyat Palestina.
“Saatnya dunia bersatu untuk menghentikan kekerasan ini. Mari kita buktikan bahwa kita peduli pada keadilan, kemanusiaan, dan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Palestina,” ujar Wamenlu Arrmanatha Nasir di akhir pernyataan. ***
Leave a Comment